Senin, 08 Desember 2014

ANALISIS UNSUR MORAL PADA NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA

Novel cinta suci zahrana karya habiburrahman al-shirazy


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan realita masyarakat pada zamannya. Hal ini dapat  dikatakan juga bahwa karya sastra sebagai suatu keindahan yang tidak dapat  dinilai dengan apapun. Selain itu, karya sastra merupakan ide atau gagasan  pengarang yang dituangkan dalam suatu karangan. Ide atau gagasan tersebut  dapat mencerminkan pikiran, emosi, perasaan, tingkah laku aktivitas bahkan  sikap – sikap yang ada dalam diri pengarang tersebut. Sebuah karya sastra  sangat berhubungan dengan moralitas. Hal ini disebabkan karena sebagian  masyarakat menghendaki bahwa sastra adalah medium perekonomian  keperluan zaman, yang memiliki semangat menggerakkan masyarakat kearah  budi pekerti yang terpuji.  Sebuah karya sastra ditulis pengarang untuk menawarkan model  kehidupan yang diidealkannya. Sastra mengandung penerapan moral dalam  sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai pandangannya tentang moral.
Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca  diharapkan dapat mengmbilhikmah dari pesan-pesan moral yang di sampaikan, yang diamanatkan. Karya sastra senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia (Nurgiantoro, 2000:321).
Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah yang bersifat tak  terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Secara  garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke  dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia  dengan manusia lain dalam lingkup sosial, dan hubungan manusia dengan  Tuhannya.  Nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra tersebut dapat ditemukan oleh  seseorang jika membaca dengan penuh pemahaman dan penghayatan terhadap  suatu karya sastra. Kemudian nilai-nilai inilah yang dapat mempengaruhi  proses pendewasaan diri, peningkatan mutu pendidikan, pengembangan  potensi serta peningkatan martabatnya sebagai manusia.  Dengan sering membaca karya sastra banyak manfaat yang dapat  diperoleh. Diantaranya sebagai alat pengarang untuk mengkomunikasikan  suatu pesan kepada penikmatnya. Untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan  yang dipesankan pengarang dapat dilakukan dengan menganalisis terhadapema, amanat dan tokoh serta perwatakannya. Selain itu karya sastra juga sangat penting perwatakannya dalam menambah ilmu pengetahuan karena karya sastra itu sendiri mengandung nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai hukum  dan sebagainya. Karya sastra juga sebagai alat hiburan yang biasa dibaca orang diwaktu senggang yang mungkin sehari-harinya disibukkan oleh be rbagai aktivitasnya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra yang banyak dicetak dan paling banyak beredar, sebab daya komunikasinya cukup luas terhadap masyarakat. Damono (1989:10)  berpendapat, bahwa cerita khas yang terdapat dalam novel adalah pengarang  mempunyai nilai untuk menyampaikan nilai-nilai hidup yang sangat berguna  bagi pembaca. Nilai-nilai itu misalnya nilai moral, nilai psikologi, nilai  pendidikan, nilai religius, dan masih banyak lagi nilai-nilai lainnya.  Banyak pengarang Indonesia yang telah menghasilkan karya sastra yang  bermutu, di antaranya adalah Habiburrahman El Shirazy. Habiburrahman El Shirazy lahir pada 30 September 1976 di Semarang, Jawa Tengah. Pendidikan semasa taman kanak- kanak dijalani di kota kelahirannya. Pendidikan menengah dijalaninya di MTs Futhuhiyah 1 Mranggen. Usai menamatkan pendidikan di MTs 1 Mranggen, ia melanjutkan pendidikan MA Surakarta, setelah itu ia memperdalam studinya di Kairo Mesir sampai dengan tahun 2001. Beberapa hasil karyanya yang telah terbit antara  lain, Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005),Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) Dalam Mihrab Cinta(2007), Bumi Cinta, (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. Takbir Cinta Zahrana ( 2012). Dari alasan tersebut penulis memilih judul ”Nilai Moral pada Novel  Takbir Cinta Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai moral yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah  mendeskripsikan nilai moral yang terdapat dalam novel Takbir Cinta Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara keilmuan, manfaat dari hasil penelitian yang diharapkan adalah:
a. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca tentang  moralitas, terutama yang terdapat dalam novel Takbir Cinta Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.
b.Dapat digunakan bagi setiap orang dalam mengembangkan dan  memantapkan pemahaman tentang moralitas, terutama yang terdapat  dalam Takbir Cinta Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Sedangkan secara praktis manfaat yang diharapkan adalah:
a.    Dapat digunakan sebagai referensi dalam memahami nilai – nilai  moral.
b.   Dapat memberi masukan bagi peneliti lain mengenai cara menganalisis  karya sastra terutama novel dari nilai moral.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kekeliruan penafsiran  tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang ditegaskan di sini adalah  sebagai berikut:
1. Nilai Moral
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas,  dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga  atau berguna bagi kehidupan manusia. Menurut Daroeso (1987:20)  mengatakan bahwa nilai adalah suatu penghargaan atau kualitas terhadap  suatu atau hal yang dapat dijadikan dasar penentuan tingkah laku  seseorang karena suatu hal itu menyenangkan, memuaskan, menarik,  berguna, menguntungkan suatu sistem keyakinan. Sedangkan kata ”moral”  berasal dari bahasa latin yang secara etimologis berasal dari kata mos,  dalam bentuk-bentuk jamaknya mores yang berarti adat atau cara hidup.  moral juga berarti (ajaran tentang) baik buruk dan diterima umum  mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya. Moral dapat berarti  pula sebagai akhlak, budi pekerti, dan susila.  Nurgiyantoro (2000:320-321) mengatakan bahwa secara umum  moral menyarankan pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang  diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.  Pada sisi lain juga mengenai akhlak, budi pekerti, dan susila. Bermoral  berarti memiliki kemampuan dalam mempertimbangkan baik dan buruk  yang diakui. Akan tetapi baik buruk itu dalam hal-hal tertentu masih  bersifat relatif. Ukuran yang diberikan terhadap baik buruk tersebut  dikembalikan pada ukuran norma yang berlaku di masyarakatnya.
Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup  pengarang yang bersangkutan, pandangannya terhadap nilai-nilai  kebenaran, dan itulah yang ingin disampaikan terhadap pembaca. Kenny  (melalui Nurgiyantoro, 2000:321) mengatakan bahwa moral dalam cerita  biasanya dimaksudkan sebagai suatu yang berhubungan dengan ajaran  moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil dan ditafsirkan  lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Sebagai petunjuk pengarang  sengaja memberikan hal-hal yang berhubungan dengan masalah  kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan.  Model-model tersebut tercermin dalam cerita lewat sikap dan tingkah laku  tokoh-tokohnya.  Pesan moral yang disampaikan dalam karya sastra merupakan nilai- nilai edukatif yang diakui oleh masyarakat sastra dan masyarakat pembaca  sastra, sebagai bagian dari pendidikan masyarakat. Nilai-nilai eduktif ini  sangat nyata apabila sering didengar cerita-cerita legenda yang  diperdengarkan oleh orang-orang tua. Semi (1993:71) mengatakan bahwa  masalah didaktis adalah pendidikan dan pengajaran, yang dapat  mengantarkan pembaca kepada suatu arah tertentu. Oleh sebab itu karya  sastra yang baik adalah karya sastra yang memperlihatkan tokoh-tokoh  yang memiliki kebijaksanaan dan kearifan sehingga pembaca dapat  mengambilnya sebagai teladan, sehingga terkaji kesejajaran antara nilai- nilai edukatif dengan masalah didaktis.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan, bahwa moral adalah suatu  ajaran yang membahas tentang perbuatan baik dan buruk, benar dan salah  seseorang atau masyarakat dilihat dari sikap, watak, ataupun  kepribadiannya, sehingga dapat dijadikan tolok ukur untuk menentukan  kualitas perbuatannya.
2. Novel
Menurut Jassin novel adalah karya sastra yang menceritakan  kejadian interaksi konflik suatu peralihan kehidupan yang dalam, seakan- akan menandai kesilaman dan tiba-tiba terhempas didepan kita.
F. Metode Penelitian
Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk mendukung  pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan  (Depdikbud, 1995:652).  Harjito (2006:40) mengatakan, bahwa metode berasal dari bahasa  Yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Metodologi berarti  pengetahuan tentang berbagai cara kerja. Metodik bermakna kumpulan  metode-metode (jamak). Jadi metode adalah cara kerja untuk memahami  objek penelitian yang berwujud karya sastra.  Penelitian ini menggunakan metode pustaka, analisis data, dengan  pendekatan moral.
1. Metode Kepustakaan.
Metode ini digunakan untuk mencari teori, perumusan masalah, atau  menyempurnakan perumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya,  konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teori bagi penelitian.  Sehingga teori ataupun data-data diperoleh relevan.
2.  Metode Analisis.
Metode ini bertujuan untuk memahami unsur yang terkandung di dalamnya. Misalnya ada data yang tidak relevan dibuang dan data yang kur ang lengkap dilengkapi sehingga dapat diambil kesimpulan yang dapat di percaya. A nalisis adalah penguraian karya sastra atas unsur-unsurnya dengan tujuan memahami pertalian antara unsur-unsur tersebut dalam karya sastra ( Sudjiman, 1991:26). Hasil analisis dalam sebuah karya sastra akan di gunakan untuk mengetahui dan memahami struktur kepribadian tokoh-tokohnya.
 3. Pendekatan Moral
Pendekatan moral bertolak dari asumsi dasar bahwa salah satu tujuan kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca adalah berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai mahluk berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. Dengan pendekatan moral ini, peneliti hendak melihat sejauh mana sebuah karya sastra itu memiliki moral. Moral dalam pengertian filsafat merupakan suatu konsep yang telah  dirumuskan oleh sebuah masyarakat bagi menentukan kebaikan dan  keburukan. Karena itu, moral merupakan suatu norma tentang kehidupan  yang telah diberikan kedudukan istimewa dalam kegiatan atau kehidupan  sebuah masyarakat.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mencari gambaran sercara garis besar mengenai format  penyusunan skripsi ini, maka perlu diuraikan sistematika skripsi dengan  bagian-bagian sebagai berikut:
Bab I pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat metodologi penelitian, penegasan Istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II landasan teori yang menguraikan pengertian novel, unsur-unsur novel, dan nilai moral.
Bab III analisis nilai moral dalam novel Takbir Cinta Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy
Bab IV penutup yang berisi simpulan dan saran.B
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Angkasa.
Damono, Sapadi Djoko. 1989. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringka Jakarta: Gramedia Pres.
Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. H
Arjito, 2006. Melek Sastra. Semarang: IKIP PGRI Semarang. L
Habiburrahman,2012.Takbir Cinta Zahrana.Jakarta:Ihwah Publising House
Urgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada. University Press. S
Emi, M.Atar. 1990. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa. -
----------------. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Aksara. S
Uharianto, S. 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Utama. S
Udjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. -
---------, 1990.Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia. S
Useno, Franz Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisisius.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar